Tata Kota Perindustrian Modern

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Akses Utama Transportasi Perekonomian Modern

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Ekonomi Berwawasan Lingkungan (Green Econimic)

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Natural is Beauty

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Perekonomian Tepi Pantai

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Forum Tematis Bakohumas Pemerintah, Sosialisasi Paket Kebijakan Ekonomi

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengadakan Forum Tematis Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (Bakohumas) Pemerintah  - Sosialisasi Paket Kebijakan Ekonomi pada Selasa (20/10) di Badung, Bali.

Acara ini dibuka oleh Henry Subiakto selaku Staf Ahli Bidang Komunikasi dan Media Massa Kementerian Komunikasi dan Informatika. Dalam sambutannya, Henry menyampaikan bahwa persoalan komunikasi memiliki relevansi erat dengan persoalan ekonomi karena berkenaan dengan penyampaian informasi untuk membangun persepsi yang baik. Persepsi yang dimaksud adalah persepsi tentang kondisi ekonomi Indonesia serta apa yang sudah dilakukan pemerintah.

Henry mengingatkan insan humas harus paham dan mengerti kebijakan negara atau pemerintah dalam konteks ekonomi. ”Oleh karenanya kalau hari ini kita membahas Paket Kebijakan Ekonomi 2015, supaya kita memiliki persepsi yang lebih baik tentang ekonomi pemerintah,” kata Henry.

Sesi pertama hadir sebagai pembicara yaitu Elen Setiadi (Kepala Biro Hukum, Persidangan dan Hubungan Masyarakat Kemenko Perekonomian) dan Andi Megantara (Asisten Deputi Bidang Fiskal Kemenko Perekonomian). Elen Setiadi berbicara tentang Paket Kebijakan Ekonomi I dan II sedangkan Andi Megantara membahas Paket Kebijakan Ekonomi III dan IV. Bertindak sebagai moderator Heru Hendratmoko selaku Staf Khusus Kemenko Perekonomian.

Sesi kedua yang dimoderatori oleh Christiantoko, Staf Ahli Komunikasi Kemenko Perekonomian, menghadirkan dua orang narasumber yaitu T.M. Arif Machmud (Deputi Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia) yang membahas mengenai Paket Kebijakan Bank Indonesia. Narasumber selanjutnya, Dedet Surya Nandika (Direktur Kemitraan Komunikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika) dengan pemaparan tentang Publikasi Paket Kebijakan Ekonomi.

Pada akhir acara, Kepala Biro Hukum, Persidangan dan Hubungan Masyarakat Kemenko Perekonomian Elen Setiadi mengharapkan kedepannya berbagai kebijakan pemerintah pusat dapat ditransmisi dan dipahami oleh seluruh jajaran pemerintahan daerah. “Semangatnya masih sama bagaimana berbagai kebijakan ini bisa diinformasikan di dalam masyarakat dan dapat mendorong perekonomian nasional maupun daerah”, tambahnya.

Sumber : http://www.ekon.go.id/berita/view/forum-tematis-bakohumas.1777.html

BKPM Optimistis Realisasi Investasi 2015 Lampaui Target

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani optimistis dapat melampaui target realisasi investasi 2015 yang dipatok Rp519 triliun. Keyakinan itu ditunjukkan dari realisasi investasi sepanjang Januari-September 2015 yang mencapai Rp400 triliun, naik 16,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp342 triliun.

"Dengan Rp400 triliun sampai triwulan III/2015, kami optimis target tahun ini tercapai," kata Franky dalam paparan realisasi investasi, Kamis (22/10/2015). Dia menambahkan keyakinan itu juga berdasarkan profil laju investasi dalam lima tahun terakhir di mana ada kecenderungan realisasi investasi pada triwulan tiga dan empat yang biasanya selalu meningkat.

BKPM mencatat realisasi investasi di sepanjang 2015 terus mengalami peningkatan. Pada triwulan I, realisasi investasi mencapai Rp124,6 triliun, pada triwulan II mencapai Rp135,1 triliun dan pada triwulan III mencapai Rp140,3 triliun.

"Saya kira, kalau triwulan IV bisa mencapai Rp130 triliun, sepertinya akan tembus Rp530 triliun," ujarnya. Franky menambahkan, realisasi investasi sepanjang Januari-September yang mencapai 77% dari target realisasi investasi 2015 menunjukkan bahwa pemerintah tetap dapat mempertahankan pertumbuhan investasi di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat.

"Capaian ini juga menunjukkan investasi memberikan dampak berganda, antara lain peningkatan penyerapan lapangan kerja," katanya. Bahkan, dalam catatannya, dari realisasi investasi sepanjang Januari-September 2015, penyerapan tenaga kerja mengalami peningkatan 10,4% menjadi 1.059.734 orang dari sebelumnya 960.336 orang.

Franky juga menuturkan, proporsi investasi di luar Jawa terus mengalami peningkatan. Sepanjang periode Januari-September 2015, proporsi realisasi investasi di luar Jawa yang mencapai Rp180,7 triliun, naik 45,2% dibanding proporsi pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 43,6% dari total realisasi investasi.

"Kinerja yang baik selama sembilan bulan pertama tahun ini yang menunjukkan pertumbuhan investasi 17% memberika optimisme bahwa bukan saja target 15% tahun ini akan terlampaui, namun target tahun depan antara 15% -18% juga optimis akan dapat dicapai," katanya. Target realisasi investasi 2015 dipatok lebih tinggi sekitar 15% dari realisasi tahun sebelumnya. Ada pun untuk 2016, BKPM menargetkan Rp594,3 triliun.

Sumber : http://finansial.bisnis.com

Oktober Deflasi, BI Prediksi Inflasi 2015 di Titik Tengah 4 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Oktober 2015 mengalami deflasi 0,08 persen month to month (mtm), berbeda dari historisnya yang dilaporkan terjadi inflasi.

Bank Indonesia (BI) menilai realisasi IHK Oktober 2015 tersebut tidak jauh berbeda dari perkiraan bank sentral.

"Berdasarkan perkembangan inflasi hingga Oktober 2015, Bank Indonesia meyakini bahwa inflasi untuk keseluruhan tahun 2015 akan berada di bawah titik tengah sasaran 4 persen," kata Deputi Direktur Departemen Komunikasi BI Andiwiana dalam keterangan resmi yang dipublikasikan hari ini, Senin (2/11/2015).

Andiwiana menyatakan, keyakinan bank sentral tersebut didasarkan dengan dukungan penguatan koordinasi kebijakan pengendalian inflasi di tingkat pusat dan daerah. Perkembangan inflasi hingga Oktober 2015 tersebut, kata dia, menunjukkan bahwa stabilitas harga terkendali.

BI mencatat, deflasi Oktober 2015 bersumber dari deflasi pada kelompok bahan makanan bergejolak (volatile food), yang dipengaruhi koreksi harga aneka daging dan aneka cabai yang masih berlanjut pada bulan Oktober 2015. Dengan demikian, inflasi IHK sejak Oktober 2014 sampai Oktober 2015 (year on year) mencapai 6,25 persen (yoy), sementara inflasi Januari sampai Oktober 2015 (year to date) tercatat sebesar 2,16 persen (yoy).

Deflasi pada kelompok volatile food mencapai 1,22 persen (mtm) yang merupakan deflasi terbesar pada bulan Oktober selama lima tahun terakhir. Sementara itu, secara tahunan inflasi volatile food tercatat sebesar 6,95 persen (yoy).

Deflasi bulan Oktober terutama bersumber dari masih berlangsungnya deflasi daging ayam, daging sapi, serta aneka cabai. Di samping itu, inflasi inti dan inflasi administered prices bulan ini juga tergolong rendah dibandingkan historisnya.

Inflasi inti mencapai 0,23 persen (mtm) atau 5,02 persen (yoy) seiring dengan menguatnya rupiah, melambatnya pertumbuhan ekonomi dan terkendalinya ekspektasi inflasi. Inflasi administered prices mencapai 0,03 persen (mtm) atau 9,83 persen (yoy), didorong oleh penurunan harga solar dan masih berlangsungnya dampak penurunan harga LPG 12 kg pada September lalu.

Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com

Ekonomi Kreatif Indonesia

Ekonomi Kreatif adalah penciptaan nilai tambah yang berbasis ide yang lahir dari kreativitas sumber daya manusia (orang kreatif) dan berbasis ilmu pengetahuan, termasuk warisan budaya dan teknologi

HISTORY
Ekonomi kreatif memiliki kata kunci, yaitu kata ‘kreatif’ itu sendiri. Bahwa manusia mampu menghasilkan karya kreatif dalam pekerjaannya tentu bukanlah sebuah gagasan baru. Sejak zaman pencerahan hingga era modern dengan industrialisasinya, kemudian masuk ke era digital masa kini, pemahaman tentang proses kreatif dan perannya dalam kehidupan bermasyarakat terus berkembang.
Seni dan budaya manusia telah tumbuh sejak awal peradaban dan berkembang pesat dalam peran pentingnya di berbagai tonggak peradaban manusia di masa lalu. Namun, pembabakan ekonomi kreatif diulas dari zaman modern, yaitu pada Era Pencerahan (Enlightment) sebagai asal mula pemikiran dunia modern.
Perkembangan ekonomi kreatif selanjutnya ditandai dengan globalisasi kreativitas sebagai industri kreatif (pasca 1995). Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dunia serta sistem transportasi yang semakin mudah dan terjangkau menghantarkan dunia pada era globalisasi. Memasuki era globalisasi, industri kreatif pertama yang muncul pada akhir tahun 1990-an mulai mengambil pasar global sebagai target utamanya. Pada era ini pulalah invasi softpower bermunculan dengan lebih tegas, digerakkan oleh berbagai kelompok kreatif dan penyedia jasa kreatif. Dalam pasar-pasar baru yang muncul di era global ini, kompetisi masih menjadi orientasi dasar dari kreativitas.
 
MILESTONE
Periode 2005-2009
Di Indonesia, gagasan pengembangan ekonomi kreatif menguat setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pidato pembukaan INACRAFT 2005 menekankan pentingnya pengembangan industri kerajinan dan kreativitas bangsa dalam rangka pengembangan ekonomi yang berdaya saing. Setelah itu, Kementerian Perdagangan membentuk Indonesia Design Power dengan tujuan untuk meningkatkan kekuatan desain dan penciptaan merek. Melalui Indonesia Design Power Trade Expo, Kementerian Perdagangan mulai memberikan zona khusus dalam pameran yang diselenggarakan kepada wirausaha kreatif.
Pada tahun 2007, pemerintah menyelenggarakan pameran khusus produk budaya Indonesia, yaitu Pekan Produk Budaya Indonesia (PPBI) dengan tema Bunga Rampai Produk Budaya Indonesia untuk Dunia. Pada kesempatan tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan penekanan bahwa Bangsa Indonesia harus (1) mengembangkan ekonomi kreatif yang memadukan ide, seni, dan teknologi; (2) mengembangkan produk ekonomi unggulan yang berbasis seni, budaya, dan kerajinan; serta (3) mendorong pengembangan ekonomi warisan atau heritage economy.
 
Periode 2010-2014
Sejak dikeluarkan Inpres Nomor 6 tahun 2009, ekonomi kreatif semakin bergeliat, media mulai menaruh perhatian kepada pengembangan ekonomi kreatif. Masyarakat mulai memahami apa itu ekonomi kreatif dan potensi pengembangannya ke depan. Pemerintah mulai secara aktif melakukan koordinasi lintar sektor untuk melakukan pengembangan ekonomi kreatif sehingga mucul kebutuhan informasi mengenai ekonomi kreatif yang dapat diakses secara mudah dan cepat. Kebutuhan ini dijawab dengan diluncurkannya portal indonesiakreatif.net yang dapat menjadi penghubung antar-pemangku kepentingan dalam mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia pada tahun 2010.
 
RENCANA JANGKA PANJANG
Visi pengembangan ekonomi kreatif hingga 2025 adalah menjadikan "Ekonomi Kreatif sebagai penggerak terciptanya Indonesia yang berdaya saing dan masyarakat berkualitas hidup".
Melalui visi tersebut, pengembangan ekonomi kreatif bertujuan untuk mewujudkan Indonesia yang berdaya saing, yaitu Indonesia dengan masyarakatnya yang mampu berkompetisi secara adil, jujur, dan menjunjung tinggi etika dan unggul di tingkat nasional maupun global, serta memiliki kemampuan (daya juang) untuk terus melakukan perbaikan (continuous improvement), dan selalu berpikir positif untuk menghadapi tantangan dan permasalahan.
Selain itu, pengembangan ekonomi kreatif juga bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkualitas hidup, yaitu masyarakat yang sehat jasmani dan rohani, berpendidikan, memiliki kesadaran untuk menjaga kelestarian lingkungan, memiliki kehidupan yang seimbang, memiliki kepedulian sosial, memiliki toleransi dalam menerima perbedaan yang ada dan bahagia. Visi tersebut diwujudkan melalui 3 misi utama yang dijabarkan menjadi 7 tujuan utama dan 17 sasaran strategis. Tiga misi utama pengembangan ekonomi kreatif yaitu:
•    Mengoptimalkan pengembangan dan pelestarian sumber daya lokal yang berdaya saing, dinamis, dan berkelanjutan
•    Mengembangkan industri kreatif yang berdaya saing, tumbuh, beragam, dan berkualitas
•  Mengembangkan lingkungan yang kondustif yang mengatasnamakan kreativitas dalam pembangunan nasional dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

Sumber : http://program.indonesiakreatif.net/creative-economy/